Senin, 30 Januari 2012

Sejarah Pengelolahan DNS di Indonesia

Pengelola Domain Tingkat Tertinggi ( Top Level Domain sudah saya jelaskan di artikel Pengertian DNS ) di Indonesia ( .id. ) secara tidak resmi telah lama dimanfaatkan oleh Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia (PUSILKOM UI) dalam perangkat lunak pendukung UUCP, yaitu pathalias dan uumap. Menurut mantan postmaster mesin indogtw.uucp, Partono Rudiarto (Didik), ( .id. ) telah digunakan sejak akhir tahun 1980-an. Tentu saja, yang dapat menginterpretasikan domain seperti indogtw.ui.ac.id pada saat itu hanyalah komputer yang menjalankan program pathalias pada program smail atau sendmailnya. Keluhan pun banyak muncul, mengingat sebagian besar masyarakat Internet tidak dapat memberikan reply pada e-mail yang berasal dari Indonesia melalui simpul indogtw.uucp.

Desakan pun muncul agar ( .id. ) didaftarkan secara resmi. Sejak tahun 1988, UI berupaya mencari penyelesaian pengurusan ( .id. ) tersebut, dengan mendekati beberapa institusi seperti Ditjen POSTEL, P.T. Indosat, Perumtel (kini P.T. Telkom), P.T. Lintasarta, dan lain-lain. Sayang sekali, pada saat itu, pengetahuan dan minat institusi tersebut terhadap internet sangat minim. Hingga awal tahun 1993, Universitas Indonesia (UI) tetap menunjukan keberatannya untuk menindaklanjuti pendaftaran ( .id. ) tersebut karena alasan teknis maupun karena tidak ingin direpotkan secara administratif.

Titik terang terjadi setelah terbentuknya sebuah kelompok kerja informal yang bertemu di UI (Depok) pada tanggal 8 Mei 1992. Hadir pada pertemuan kelompok yang kemudian lebih dikenal dengan nama Paguyuban ini ialah wakil-wakil dari BPPT, LAPAN, STT Telkom, dan UI. Hasil langsung dari pertemuan Paguyuban tersebut ialah dibukanya:
  • link UUCP antara BPPT dan UI (Depok)
  • link radio 407 MHz antara UI (Depok) dan LAPAN (Rancabungur – Bogor),
  • Serta kemudian disambung link radio 139 MHz antara LAPAN (Rancabungur) dan ITB.
Paguyuban dapat dikatakan menjadi perintis kerjasama jaringan komputer antar institusi di Indonesia. Salah satu faktor pendukung suksesnya Paguyuban ini ialah dukungan teknisjarak jauh dari sebuah mailing-list (milis) bernama PAU-MIKRO. Pada awalnya, milis inimerupakan wahana komunikasi para staf PAU Mikro Elektornika ITB yang sedang tugasbelajar di luar negeri. Namun, kemudian berkembang menjadi forum diskusi teknisterbuka, hingga dapat dikatakan pada saat tersebut telah menjadi aset nasional.

Pembukaan link tersebut di atas menyebabkan peningkatan penggunaan ( .id. ) beserta ( .id. ) tidak resminya. Desakan untuk mendaftarkan ( .id. ) secara formal pun meningkat,menyebabkan UI memberanikan diri mendaftarkan ( .id. ) melalui bantuan UUNET di USA. Walaupun ( .id. ) sudah terdaftar sejak 27 Februari 1993, berita tersebut baru tersampaikan UUNET (Kyle Jones) pada tanggal 4 Maret 1993. Orang yang menjadi penanggung jawab pertama domain .id di Indonesia adalah Rahmat M. Samik-Ibrahim dari UI
.
Agar pendelegasian berlangsung lebih mudah, dengan bantuan Christopher Vance, sejak 5 April 1994 primary name server ( .id. ) dipindahkan dari UUNET ke ADFA. Secarabersamaan, permintaan pendelegasian domain pun muncul. Permintaan pertama yangdipenuhi ialah agar domain gundala.or.id memiliki record MX ke rahul.net (April 1994).

Lalu, tanggal 4 Oktober 1994 disiapkan pendelegasian ke ( .id. ) ac.id, co.id, go.id, or.id,net.id, dan mil.id, dengan econdaries di jatz.aarnet.edu.au dan is.nic.ad.jp. Mulai 10 November 1994, primary dari DTD-GO.ID dialihkan ke IPTEKnet. Pada saat bersamaan, IPTEKnet secara resmi juga menjadi secondaries dari ( .id. ) dan ( .id. ) lainnya. Menurut rencana semula, ( .id. ) beserta ( .id. )nya akan dialihkan secara bertahapke pihak IPTEKnet. Namun, tahap-tahap berikut dari proses pendelegasian ini tidak pernahterwujud. Pihak IPTEKnet mengalami kesulitan untuk menghasilkan juklak pengelolaan DTD-GO.ID, yang direncanakan untuk menjadi model untuk mengelola ( .id. ) lainnya. sehingga, tahapan rencana pengalihan pendelegasian tidak dilanjutkan. Sejalan denganmaraknya pertumbuhan PJI di tahun 1995, INDOnet dan RADnet menyusul menjadi secondaries dari ( .id. ) dan ( .id. )nya. Pada tanggal 11 Maret 1996 beberapa PJI bertemu di lantai 4 PUSILKOM UI, Salemba. Hasil dari pertemuan yang dikenal dengan Supersemar 1996 di antaranya adalah menjajaki pengembangan model pendaftaran domain baru pada umumnya, domain net.id pada khususnya. Pada pertemuan 16 Juli 1996, APJII (Asosiasi Pengelenggara Jasa Internet Indonesia) dan UI (Universitas Indonesia) bersepakat untuk menindaklanjuti pertemuan 11 Maret 1996. Sejak 27 Juli 1996, kegiatan operasional pendaftaran domain sepenuhnya dikelola bersama tim APJII/UI. Berhubung satu dan lain hal, usulan model pengelolaan domain tidak dapat terrealisasikan hingga batas waktu 17 Agustus 1997. Permasalahan menjadi lebih rumit dengan pernyataan pengunduran diri UI terhitung 1 Oktober 1997.

Selama masa tidak menentu ini (Agustus – September 1997), tidak ada satu pernyataan resmi pun dari pihak APJII mengenai masalah ( .id. ). Hingga batas waktu 30 September 1997 pagi, kelanjutan pengelolaan ( .id. ) masih tetap belum menjadi jelas. Krisis ini baru berakhir pada 30 September 1997 siang, dengan beredarnya email Budi Raharjo yang menyatakan kesediaanya untuk berpartisipasi. Keadaan berjalan baik selama beberapa bulan berikutnya. Namun pada akhir 1997, Budi Raharjo menyatakan ingin berpisah dengan APJII, bahkan berencana memindahkan primary DNS ke UI Salemba. Beberapa orang dan organisasi yang sempat bertanggung jawab sebagai Top Level Domain di Indonesia ( .id. ) adalah:

1.Rahmat M. Samik Ibrahim (Universitas Indonesia) 1993-1998.
2.Budi Raharjo (IDNIC http://www.idnic.net.id) 1998-2005
3.DEPKOMINFO 2005 selama beberapa bulan
4.PANDI (http://www.pandi.or.id) 2005 sampai sekarang


Sumber Referensi :
http://doyseta.wordpress.com/2009/01/08/sejarah-internet/

0 komentar:

Posting Komentar